Sabtu, 23 Januari 2016

PENGGUNAAN KONSEP DESAIN ARSITEKTUR DALAM DEKORASI BANGUNAN MASJID DI INDONESIA

PENGGUNAAN KONSEP DESAIN  ARSITEKTUR DALAM DEKORASI BANGUNAN MASJID DI INDONESIA



Disusun oleh :
Asri Nurmeilina Ramlia
1TB04
21315095
Jurusan Teknik Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Program Sarjana Strata 1
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat  Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Penggunaan Konsep Desain  Arsitektur dalam Dekorasi Bangunan Masjid di Indonesia dengan baik.makalah ini disusun sedemikian rupa untuk memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai pengaruh dekorasi dalam bangunan masjid,beserta beberapa masjid yang menggunakan dekorasi arsitektur islam.kami mengucapkan trimakasih kepada bapak awan selaku dosen mata kuliah ISD (Ilmu Sosial Dasar) yang telah memberikan tugas dan bimbingan.seperti yang telah kita ketahui bahwa tak ada satupun di dunia ini yang sempurna,maka demikian pula dengan makalah ini untuk itu kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini.kami mengharpkan adanya kritik dan saran yang membangun,untuk perbaikan makalah kami supaya kedepannya lebih baik lagi.demikian kata pengantar ini kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.




Depok,23 Januari 2016
                                                                                                             

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................1
ABSTRAK ...................................................................................................................2
BAB IPENDAHULUAN ...............................................................................................3
LATAR BELAKANG MASALAH.................................................................................3.2
METODE PENELITIAN..............................................................................................3.3
TUJUAN PENELITIAN................................................................................................3.4
IDENTIFIKASI VARIABEL..........................................................................................3.5
RUMUSAN MASALAH ...............................................................................................3.6
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................4
DEFINISI ARSITEKTUR ISLAM..................................................................................4.1
PERAN ARSITEKTUR DALAM PEMBANGUNAN MASJID........................................4.2
HUBUNGAN ARSITEKTUR DENGAN  BANGUNAN MASJID....................................4.3
CONTOH MASJID YANG MENGGUNAKAN KONSEP DESAIN ARSITEKTUR........4.4
BAB III PENUTUP........................................................................................................5
KESIMPULAN...............................................................................................................5.1
SARAN ........................................................................................................................5.2
PENUTUP....................................................................................................................5.3
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................5.4



ABSTRAK
Dalam dunia arsitektur telah banyak ditemukan berbagai macam konsep perancangan. Salah satu nya adalahkonsep arsitektur Islam. Pada saat ini, arsitektur Islam sering dikaitkan dengan bentuk lengkung-lengkung sertaterlihat megah dan indah, seperti bentuk pada atap masjid. Namun bila dicermati, bentuk atap masjid sepertikubah tersebut bukan lah berasal dari Islam dan tidak menjelaskan secara lengkap makna di balik istilah “arsitektur Islam” yang semestinya adalah suatu rancang bangunan yang didasari oleh aqidah Islam danmemenuhi norma-norma dalam syari’at Islam.
 Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan membahas mengenaikondisi masjid terkait pandangan arsitektur Islamnya. Penelitian ini akan menjabarkan penggunaan konsepIslam pada bangunan masjid Al- Osmani. Mengkaji bagian-bagian konsep perancangan arsitektur bangunan,ruang luar dan ruang dalam bangunan masjid. mengetahui bagaimana konsep Islam yang dapat diterapkanpada ilmu perancangan, terutama pada bangunan Masjid. Metode penelitian yang digunakan pada penelitianini adalah deskriptif kualitatif yaitu data yang di peroleh melalui observasi lapangan dengan mengamati secaralangsung objek yang akan diteliti dan melakukan studi dokumen/literatur dimana studi ini dilakukan denganmempelajari buku-buku dan literatur , hasil-hasil penelitian , catatan tertulis dan sebagainya khususnyaberkaitan dengan konsep arsitektur Islam. Melalui analisis diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan konseparsitektur Islam pada bangunan masjid Al-Osmani ini dirancang sesuai kebutuhan dan fungsi utama masjid,memperlihatkan keindahan desain arsitekturnya, namun tetap terlihat sederhana pada desain atap, menaramaupun warna masjid



BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Pada saat ini telah banyak ditemukannyakonsep-konsep dalam dunia arsitektur.Berbagai macam konsep dilahirkan dari waktuke waktu untuk mewujudkan desain yang lebihinovatif. Salah satu nya adalah konsep arsitekturIslam. Menurut Utami (2004), denganpenelitiannya yang berjudul Integrasi KonsepIslami Dan Konsep Arsitektur Modern PadaPerancangan Arsitektur Masjid (studi kasus pada karya arsitektur masjid Achmad Noe’man),
Arsitektur Islam adalah gagasan dan karyaarsitektur yang sesuai dengan pandangan dankaidah-kaidah Islam tentang arsitektur dan tidakterbatas pada masjid saja.Menurut Fanani (2009) dengan bukunyayang berjudul arsitektur masjid, lewat arsitekturmasjid dapat ditelusuri keadaan suatumasyarakat muslim, situasi kemasyarakatannya,pemahaman keagamaannya, disaat dan tempatdimana karya arsitektur masjid tersebut berada.Arsitektur masjid sebagai benda bentukandengan sendirinya akan bisa menuntun padapenjelasan tentang pola prilaku, kehendak,keinginan, dan gagasan keagamaan masyarakatmuslim disekeliling masjid tersebut. Minaret,kubah, kaligrafi, maksura, semua dapat menjadipetanda guna mengungkap rangkaian kejadian.Objek penelitian yang diambil adalahMasjid Al-Osmani Medan. Yang dimana selainmasjid ini merupakan masjid tertua di kotamedan, masjid Al-Osmani ini juga terlihat unikdari segi arsitekturnya.penelitian ini akan membahas mengenaikondisi masjid terkait pandangan arsitekturislamnya. Penelitian ini akan menjabarkanpenggunaan konsep islam pada bangunan masjidAl- Oesmani. Mengkaji bagian-bagianperancangan arsitektur bangunan, ruang luar danruang dalam bangunan masjid. Dari penjelasanini penulis mengharapkan agar para pembacadapat mengetahui bagaimana konsep Islamyang dapat diterapkan pada ilmuperancangan, terutama pada bangunan Masjid,sehingga budaya yang selama ini masihmelekat erat di masyarakat dapat sedikitdemi sedikit diperbaiki dengan pemahaman daribahasan ini

1.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodepenelitian kualitatif, yaitu menghasilkan datadeskriptif dari Objek yang diamati. menganalisaserta menyimpulkan data dan informasi yangdiperlukan yang berkaitan dengan penggunaankonsep arsitektur islam pada bangunan masjidraya lama Al-Oesmani
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1      Pembaca dapat memahami pengertian arsitektur dalam islam
1.3.2     Pembaca dapat mengetahui hubungan antara arsitektur islam dengan bangunan masjid
1.3.3    Pembaca dapat mengetahui masjid mana sajakah yang menggunakan konsep desain arsitektur islam
1.4 Identifikasi Variabel
Variable yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1.4.1      Meneliti konsep pembangunan arsitektur pada bangunan masjid di Indonesia
1.4.2      Meneliti dekorasi dalam beberapa masjid di Indonesia
1.5 Rumusan Masalah
Atas  dasar  penentuan latar belakang  dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana pengaruh dekorasi dalam berbagai macam bangunan masjid islam di dunia?”

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Defenisi Arsitektur Islam
Menurut Utami (2004), dengan penelitiannya yang berjudul Integrasi Konsep Islami Dan Konsep Arsitektur Modern Pada Perancangan Arsitektur Masjid (studi kasus pada karya arsitektur masjid achmad noe’man), Arsitektur Islam adalah karya arsitektur yang sesuai dengan pandangan Islami sehingga arsitektur yang memiliki pendekatan konsep Islam dikatakan sebagai arsitektur Islami. Tidak tertutup kemungkinan arsitektur Islam ditemukan dan berkembang di tempat yang pemeluknya nonmuslim  atau sebaliknya. Jadi,arsitektur Islam bukan arsitektur yang berada diArab atau bangunan peribadatan / masjid saja.Banyak pandangan-pandangan yang menyesatkan bahwa seolah-olah arsitektur Islam adalah bangunan masjid saja.
2.2 Peran Arsitektur Dalam Pembangunan Masjid
Arsitektur Islam berkembang sangat luas baik itu di bangunan sekular maupun di bangunan keagamaan yang keduanya terus berkembang sampai saat ini. Arsitektur juga telah turut membantu membentuk peradaban Islam yang kaya. Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam adalah mesjid, kuburan, istana dan benteng yang kesemuanya memiliki pengaruh yang sangat luas ke bangunan lainnya, yang kurang signifikan, seperti misalnya bak pemandian umum, air mancur dan bangunan domestik lainnya
Arsitektur islam pun kaidah yang dapat memberi dampak positif terhadap pembangunan bangunan islam yaitu
1) Di dalam dan luar bangunan tidak terdapat gambar/ornamen yang menggambarkan makhluk hidup yang utuh
2) Di dalam dan luar bangunan terdapat ornamen yang mengingatkan kepada yang Maha Indah Allah SWT.
3) Hasil Desain bangunan tidak ditujukan untuk pamer dan kesombongan.
4) Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga ahlak dan prilaku.
5) Posisi toilet tidak dibolehkan menghadap atau membelakangi kiblat.
6) Keberadaan bangunan tidak merugikan tetangga disekitar
7) Pembangunan sampai berdirinya bangunan tidak merusak alam.
8) Menggunakan warna yang mendekatkan kepada Allah, seperti warna-warna alam
2.3 Hubungan Arsitektur Dengan  Bangunan Masjid
Perkembangan Arsitektur Islam sangat erat hubungannya dengan arsitektur masjid,yang menjadi unsur utama dari pola Masjid adalah lapangan dimana pola tersebut merupakan kebiasaan dari adat lama Arab, yang menampilkan bentuk lapangan terbukasebagai fasilitas untuk tempat pertemuan dan aktivitas kehidupan serta menjadi pusat kegiatan masyarakat Arab pada saat itu.Masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad SA* adalah masjid = uba yang semula sebagai masjid Arabasli dengan lapangan terbuka sebagaiintinya. Bentuknya yang sederhanamerupakan karya spontan dari masyarakatmuslim di Madinah pada saat itu, pola utamanya adalah adanya penempatan mimbar di sisidinding arah kiblat sumber air untuk tujuan bersuci. Maka pola masjid inilah yangkemudian menjadi dasar pola pembuatan masjid-masjid selanjutnya.
Mesjid asli Arab semula kebanyakan ber-atap datar. ini mulai menuju atap meruncing ke atas yang mungkin sebagai akibat akulturasi dengan bentuk-bentuk gereja.Tipe masjid Arab asli umumnya mempunyai denah dengan lapangan sebagai tempatngumpul, pada salah satu dinding yang ada dibagian arahkiblat memakai semacam atap rata yang beting kemudian penonjolan bentuk atab berkembang menjadi mimbar sebagai mihrab, pemakaian unsur ornamen untuk menghiasi mesjid dari tumbuhan dan bunga-bungaan seperti :
  •  ornamen huruf Arab kuxa

    ·         ornamen Arabes yang terdiri dari corak geometris
    ·         ornamen huruf Arab lainnya
  • Di samping bangunan masjid yang mempunyai latar belakang historis sejak NabiSAW masih hidup dan mengembangkan agama Islam, terdapat pula tempat bersejarah yang bernilai arsitektur seperti bekas benteng, dan parit-parit pertahanan atau kuburan-kuburan para syuhada di sekitar Madinah
2.4  Contoh Masjid Yang Menggunakan Konsep Desain Arsitektur

2.4.1      Masjid Dian Al Mahri  (Masjid kubah mas)
Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Uniknya, seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara 4 kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter. Selain itu di dalam masjid ini terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton
Selain itu, relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas.
Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.
Halaman dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau heksagonal, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter. Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sedangkan kubahnya mengacu pada bentuk kubah yang banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.
Pada bagian interiornya, masjid ini menghadirkan pilar-pilar kokoh yang menjulang tinggi guna menciptakan skala ruang yang agung. Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama warna krem, untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat. Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton[5], yang pengerjaannya digarap ahli dari Italia

2.4.2      Masjid Raya Sumatera Barat
Arsitektur Masjid Raya Sumatera Barat memakai rancangan yanng dikerjakan oleh arsitek Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada 2007. Dari ratusan peserta, 71 desain masuk sebagai nominasi dan diseleksi oleh tim juri yang diketuai oleh sastrawan Wisran Hadi. Konstruksi bangunan dirancang menyikapi kondisi geografis Sumatera Barat yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar. Menurut rancangan, kompleks bangunan akan dilengkapi pelataran, taman, menara, ruang serbaguna, fasilitas komersial, dan bangunan pendukung untuk kegiatan pendidikan.
Masjid Raya Sumatera Barat menampilkan arsitektur modern yang tak identik dengan kubah. Atap bangunan menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad. Ketika empat kabilah suku Quraisy di Mekkah berselisih pendapat mengenai siapa yang berhak memindahkan batu Hajar Aswad ke tempat semula setelah renovasi Kakbah, Nabi Muhammad memutuskan meletakkan batu Hajar Aswad di atas selembar kain sehingga dapat diusung bersama oleh perwakilan dari setiap kabilah dengan memegang masing-masing sudut kain.
Ruang utama yang dipergunakan sebagai tempat salat di lantai dua adalah ruang lepas. Lantai dua dengan elevasi tujuh meter dapat diakses langsung melalui ramp, teras terbuka yang melandai ke jalan. Dengan luas 4.430 meter persegi, lantai dua diperkirakan dapat menampung 5.000-6.000 jemaah. Lantai dua ditopang oleh 631 tiang pancang dengan pondasi poer berdiameter 1,7 meter pada kedalaman 7,7 meter. Dengan kondisi topografi yang masih dalam keadaan rawa, kedalaman setiap pondasi tidak dipatok karena menyesuaikan titik jenuh tanah tanah. Adapun lantai tiga berupa berupa mezanin berbentuk leter U memiliki luas 1.832 meter persegi.
Konstruksi rangka atap menggunakan pipa baja. Gaya vertikal beban atap didistribusikan oleh empat kolom beton miring setinggi 47 meter dan dua balok beton lengkung yang mempertemukan kolom beton miring secara diagonal. Setiap kolom miring ditancapkan ke dalam tanah dengan kedalaman 21 meter, memiliki pondasi tiang bor sebanyak 24 titik dengan diameter 80 centimeter. Pekerjaan kolom miring melewati 13 tahap pengecoran selama 108 hari dengan memperhatikan titik koordinat yang tepat.[7]
Masjid Raya Sumatera Barat memiliki kepengurusan resmi dengan dikeluarkannya SK Gubernur tentang pengangkatan pengurus. Pengurus terdiri dari pejabat pemerintah provinsi diketuai oleh Sekretaris Daerah Ali Asmar

2.4.3      Masjid Menara Kudus
Masjid Menara Kudus ini memiliki 5 buah pintu sebelah kanan, dan 5 buah pintu sebelah kiri. Jendelanya semuanya ada 4 buah. Pintu besar terdiri dari 5 buah, dan tiang besar di dalam masjid yang berasal dari kayu jati ada 8 buah. Namun masjid ini tidak sesuai aslinya, lebih besar dari semula karena pada tahun 1918-an telah direnovasi. Di dalamnya terdapat kolam masjid, kolam yang merupakan "padasan" tersebut merupakan peninggalan kuna dan dijadikan sebagai tempat wudhu.
Di dalam masjid terdapat 2 buah bendera, yang terletak di kanan dan kiri tempat khatib membaca khutbah. Di serambi depan masjid terdapat sebuah pintu gapura, yang biasa disebut oleh penduduk sebagai "Lawang Kembar".
Di komplek Masjid juga terdapat pancuran untuk wudhu yang berjumlah delapan buah. Di atas pancuran itu diletakkan arca. Jumlah delapan pancuran, konon mengadaptasi keyakinan Buddha, yakni ‘Delapan Jalan Kebenaran’ atau Asta Sanghika Marga.
Menara Kudus memiliki ketinggian sekitar 18 meter dengan bagian dasar berukuran 10 x 10 m. Di sekeliling bangunan dihias dengan piring-piring bergambar yang kesemuanya berjumlah 32 buah. Dua puluh buah di antaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon kurma. Sementara itu, 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskan kembang. Di dalam menara terdapat tangga yang terbuat dari kayu jati yang mungkin dibuat pada tahun 1895 M. Bangunan dan hiasannya jelas menunjukkan adanya hubungan dengan kesenian Hindu Jawa karena bangunan Menara Kudus itu terdiri dari 3 bagian: (1) kaki, (2) badan, dan (3) puncak bangunan. Menara ini dihiasi pula antefiks (hiasan yang menyerupai bukit kecil).
Kaki dan badan menara dibangun dan diukir dengan tradisi Jawa-Hindu, termasuk motifnya. Ciri lainnya bisa dilihat pada penggunaan material batu bata yang dipasang tanpa perekat semen. Teknik konstruksi tradisional Jawa juga dapat dilihat pada bagian kepala menara yang berbentuk suatu bangunan berkonstruksi kayu jati dengan empat batang saka guru yang menopang dua tumpuk atap tajug.
Pada bagian puncak atap tajug terdapat semacam mustaka (kepala) seperti pada puncak atap tumpang bangunan utama masjid-masjid tradisional di Jawa yang jelas merujuk pada unsur arsitektur Jawa-Hindu.
Kesimpulan dan saran
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa arsitektur itu berperan penting dalam suatu pembangunan masjid, semakin masjid itu memiliki nilai seni semakin indah dan megah pula masjid tersebut
Penutup
semoga dengan di buatnya makalah ini kita dapat mengambil ilmu untuk membangun masjid dengan dekorasi arsitektur islam
Daftar Pustaka
 Ahmad, azizul azli dkk, 2012, WacanaDan Teori Rekabentuk Menara Masjid Di  Nusantara (Discourse and Theory on Minaret’s Designs of Mosque in Malay Archipelago),Jurnal Al-Tamaddun Bil, 77-88
Ayudhia, Anka, 2015, TrnasformasiBentuk Atap Kubah (Studi Kasus: Masjid Al-Osmani Pekan Labuhan), Departemenarasitektur, Fakultas Teknik UniversitasSumatera Utara Medan.
Muti’ah, Mumut, 2011, ArsitekturBangunan Masjid.
Sumalyo, Yulianto, Arsitektur Masjiddan Monumen Sejarah Muslim, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 2006
Sumalyo, Yulianto, 2000, ArsitekturMasjid, Gadjah Mada University Press,Yogyakarta