PENGGUNAAN
KONSEP DESAIN ARSITEKTUR DALAM DEKORASI
BANGUNAN MASJID DI INDONESIA
Disusun oleh :
Asri Nurmeilina Ramlia
1TB04
21315095
Jurusan Teknik Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Program Sarjana Strata 1
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah Penggunaan Konsep Desain Arsitektur dalam Dekorasi Bangunan Masjid di Indonesia
dengan baik.makalah ini disusun
sedemikian rupa untuk memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai pengaruh
dekorasi dalam bangunan
masjid,beserta
beberapa masjid yang menggunakan dekorasi arsitektur islam.kami mengucapkan trimakasih kepada bapak
awan selaku dosen mata kuliah ISD
(Ilmu Sosial Dasar) yang telah memberikan
tugas dan bimbingan.seperti yang telah kita ketahui bahwa tak ada satupun di
dunia ini yang sempurna,maka demikian pula dengan makalah ini untuk itu kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah
ini.kami mengharpkan adanya kritik dan saran yang membangun,untuk perbaikan
makalah kami supaya kedepannya lebih baik lagi.demikian kata pengantar ini kami
sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Depok,23 Januari 2016
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................................1
ABSTRAK ...................................................................................................................2
BAB IPENDAHULUAN ...............................................................................................3
LATAR BELAKANG MASALAH.................................................................................3.2
METODE
PENELITIAN..............................................................................................3.3
TUJUAN
PENELITIAN................................................................................................3.4
IDENTIFIKASI
VARIABEL..........................................................................................3.5
RUMUSAN
MASALAH ...............................................................................................3.6
BAB
II PEMBAHASAN ...............................................................................................4
DEFINISI
ARSITEKTUR ISLAM..................................................................................4.1
PERAN
ARSITEKTUR DALAM PEMBANGUNAN MASJID........................................4.2
HUBUNGAN
ARSITEKTUR DENGAN BANGUNAN MASJID....................................4.3
CONTOH
MASJID YANG MENGGUNAKAN KONSEP DESAIN ARSITEKTUR........4.4
BAB III PENUTUP........................................................................................................5
KESIMPULAN...............................................................................................................5.1
SARAN ........................................................................................................................5.2
PENUTUP....................................................................................................................5.3
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................................5.4
ABSTRAK
Dalam dunia arsitektur telah banyak
ditemukan berbagai macam konsep perancangan. Salah satu nya adalahkonsep
arsitektur Islam. Pada saat ini, arsitektur Islam sering dikaitkan dengan
bentuk lengkung-lengkung sertaterlihat megah dan indah, seperti bentuk pada
atap masjid. Namun bila dicermati, bentuk atap masjid sepertikubah tersebut
bukan lah berasal dari Islam dan tidak menjelaskan secara lengkap makna di
balik istilah “arsitektur Islam” yang
semestinya adalah suatu rancang bangunan yang didasari oleh aqidah Islam
danmemenuhi norma-norma dalam syari’at Islam.
Oleh
karena itu, dalam penelitian ini akan membahas mengenaikondisi masjid terkait
pandangan arsitektur Islamnya. Penelitian ini akan menjabarkan penggunaan
konsepIslam pada bangunan masjid Al- Osmani. Mengkaji bagian-bagian konsep
perancangan arsitektur
bangunan,ruang luar dan ruang dalam bangunan masjid. mengetahui bagaimana konsep Islam yang dapat diterapkanpada ilmu perancangan, terutama pada bangunan Masjid. Metode penelitian yang digunakan pada penelitianini
adalah deskriptif kualitatif yaitu data yang di peroleh melalui observasi
lapangan dengan mengamati secaralangsung objek yang akan
diteliti dan melakukan studi dokumen/literatur
dimana studi ini dilakukan denganmempelajari buku-buku dan
literatur , hasil-hasil penelitian , catatan tertulis dan sebagainya
khususnyaberkaitan dengan konsep arsitektur Islam. Melalui analisis
diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan konseparsitektur Islam pada bangunan
masjid Al-Osmani ini dirancang sesuai kebutuhan dan fungsi utama
masjid,memperlihatkan keindahan desain arsitekturnya, namun tetap terlihat
sederhana pada desain atap, menaramaupun warna masjid
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Pada saat ini telah banyak
ditemukannyakonsep-konsep dalam dunia arsitektur.Berbagai macam konsep
dilahirkan dari waktuke waktu untuk mewujudkan desain yang lebihinovatif. Salah
satu nya adalah konsep arsitekturIslam. Menurut Utami (2004),
denganpenelitiannya yang berjudul Integrasi KonsepIslami Dan Konsep Arsitektur
Modern PadaPerancangan Arsitektur Masjid (studi kasus pada karya
arsitektur masjid Achmad Noe’man),
Arsitektur
Islam adalah gagasan dan karyaarsitektur yang sesuai dengan pandangan
dankaidah-kaidah Islam tentang arsitektur dan tidakterbatas pada masjid
saja.Menurut Fanani (2009) dengan bukunyayang berjudul arsitektur masjid, lewat
arsitekturmasjid dapat ditelusuri keadaan suatumasyarakat muslim, situasi
kemasyarakatannya,pemahaman keagamaannya, disaat dan tempatdimana karya
arsitektur masjid tersebut berada.Arsitektur masjid sebagai benda
bentukandengan sendirinya akan bisa menuntun padapenjelasan tentang pola
prilaku, kehendak,keinginan, dan gagasan keagamaan masyarakatmuslim
disekeliling masjid tersebut. Minaret,kubah, kaligrafi, maksura, semua dapat
menjadipetanda guna mengungkap rangkaian kejadian.Objek penelitian yang diambil
adalahMasjid Al-Osmani Medan. Yang dimana selainmasjid ini merupakan masjid
tertua di kotamedan, masjid Al-Osmani ini juga terlihat unikdari segi
arsitekturnya.penelitian ini akan membahas mengenaikondisi masjid terkait
pandangan arsitekturislamnya. Penelitian ini akan menjabarkanpenggunaan konsep
islam pada bangunan masjidAl- Oesmani. Mengkaji bagian-bagianperancangan
arsitektur bangunan, ruang luar danruang dalam bangunan masjid. Dari
penjelasanini penulis mengharapkan agar para
pembacadapat mengetahui bagaimana konsep Islamyang dapat
diterapkan pada ilmuperancangan, terutama pada bangunan Masjid,sehingga
budaya yang selama ini masihmelekat erat di masyarakat dapat sedikitdemi
sedikit diperbaiki dengan pemahaman daribahasan ini
1.2
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodepenelitian
kualitatif, yaitu menghasilkan datadeskriptif dari Objek yang diamati.
menganalisaserta menyimpulkan data dan informasi yangdiperlukan yang berkaitan
dengan penggunaankonsep arsitektur islam pada bangunan masjidraya lama
Al-Oesmani
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan
Penelitian dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Pembaca
dapat memahami pengertian arsitektur dalam islam
1.3.2 Pembaca
dapat mengetahui hubungan antara arsitektur islam dengan bangunan masjid
1.3.3 Pembaca
dapat mengetahui masjid mana sajakah yang menggunakan konsep desain arsitektur
islam
1.4
Identifikasi Variabel
Variable yang akan diteliti dalam penelitian
ini adalah:
1.4.1 Meneliti konsep pembangunan
arsitektur pada bangunan masjid di Indonesia
1.4.2 Meneliti dekorasi dalam
beberapa masjid di Indonesia
1.5
Rumusan Masalah
Atas dasar
penentuan latar belakang dan
identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai
berikut:
“Bagaimana pengaruh dekorasi dalam berbagai
macam bangunan masjid islam di dunia?”
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Defenisi
Arsitektur Islam
Menurut Utami (2004), dengan penelitiannya
yang berjudul Integrasi Konsep Islami Dan Konsep Arsitektur Modern Pada Perancangan
Arsitektur Masjid (studi kasus pada karya arsitektur masjid
achmad noe’man), Arsitektur Islam adalah karya arsitektur yang sesuai dengan
pandangan Islami sehingga arsitektur yang memiliki pendekatan konsep Islam
dikatakan sebagai arsitektur Islami. Tidak tertutup kemungkinan arsitektur
Islam ditemukan dan berkembang di tempat yang pemeluknya nonmuslim atau sebaliknya. Jadi,arsitektur Islam bukan
arsitektur yang berada diArab atau bangunan peribadatan / masjid saja.Banyak pandangan-pandangan
yang menyesatkan bahwa seolah-olah arsitektur Islam adalah bangunan masjid
saja.
2.2 Peran Arsitektur Dalam Pembangunan Masjid
Arsitektur Islam berkembang sangat luas baik
itu di bangunan sekular maupun di bangunan keagamaan yang keduanya terus
berkembang sampai saat ini. Arsitektur juga
telah turut membantu membentuk peradaban Islam yang kaya. Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh
dalam perkembangan arsitektur Islam adalah mesjid, kuburan, istana dan benteng yang kesemuanya memiliki pengaruh yang sangat luas ke
bangunan lainnya, yang kurang signifikan, seperti misalnya bak pemandian umum, air mancur dan
bangunan domestik lainnya
Arsitektur islam pun kaidah yang dapat memberi dampak positif
terhadap pembangunan bangunan islam yaitu
1) Di dalam dan luar bangunan tidak terdapat
gambar/ornamen yang menggambarkan makhluk hidup yang utuh
2) Di dalam dan luar bangunan terdapat ornamen yang
mengingatkan kepada yang Maha Indah Allah SWT.
3) Hasil Desain bangunan tidak ditujukan untuk pamer dan
kesombongan.
4) Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga
ahlak dan prilaku.
5) Posisi toilet tidak dibolehkan menghadap atau membelakangi
kiblat.
6) Keberadaan bangunan tidak merugikan tetangga disekitar
7) Pembangunan sampai berdirinya bangunan tidak merusak alam.
8) Menggunakan warna yang mendekatkan kepada Allah, seperti
warna-warna alam
2.3 Hubungan Arsitektur Dengan Bangunan Masjid
Perkembangan Arsitektur Islam sangat erat
hubungannya dengan arsitektur masjid,yang menjadi unsur utama dari pola Masjid
adalah lapangan dimana pola tersebut merupakan kebiasaan dari adat lama Arab,
yang menampilkan bentuk lapangan terbukasebagai fasilitas untuk tempat
pertemuan dan aktivitas kehidupan serta menjadi pusat kegiatan masyarakat Arab
pada saat itu.Masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad SA* adalah masjid
= uba yang semula sebagai masjid Arabasli dengan lapangan terbuka
sebagaiintinya. Bentuknya yang sederhanamerupakan karya spontan dari
masyarakatmuslim di Madinah pada saat itu, pola utamanya adalah adanya
penempatan mimbar di sisidinding arah kiblat sumber air untuk tujuan bersuci.
Maka pola masjid inilah yangkemudian menjadi dasar pola pembuatan masjid-masjid
selanjutnya.
Mesjid asli Arab semula kebanyakan ber-atap
datar. ini mulai menuju atap meruncing ke atas yang mungkin sebagai akibat
akulturasi dengan bentuk-bentuk gereja.Tipe masjid Arab asli umumnya mempunyai
denah dengan lapangan sebagai tempatngumpul, pada salah satu dinding yang ada
dibagian arahkiblat memakai semacam atap rata yang beting kemudian penonjolan
bentuk atab berkembang menjadi mimbar sebagai mihrab, pemakaian unsur ornamen
untuk menghiasi mesjid dari tumbuhan dan bunga-bungaan seperti :
ornamen huruf Arab kuxa
· ornamen Arabes yang terdiri dari corak geometris· ornamen huruf Arab lainnya- Di samping bangunan masjid yang mempunyai latar belakang historis sejak NabiSAW masih hidup dan mengembangkan agama Islam, terdapat pula tempat bersejarah yang bernilai arsitektur seperti bekas benteng, dan parit-parit pertahanan atau kuburan-kuburan para syuhada di sekitar Madinah
2.4 Contoh Masjid Yang Menggunakan Konsep Desain
Arsitektur
2.4.1 Masjid Dian Al Mahri
(Masjid kubah mas)
Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah. Satu kubah utama dan 4
kubah kecil. Uniknya, seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter
dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah
tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi
25 meter. Sementara 4 kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7
meter, dan tinggi 8 meter. Selain itu di dalam masjid ini terdapat lampu
gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton
Selain itu, relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat
dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di
langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah
berlapis bahan prado atau sisa emas.
Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur
masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam
(plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris
dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya
adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai
ornamen.
Halaman dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung
8.000 jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau heksagonal, yang
melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter. Keenam menara itu dibalut
batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar. Pada
puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sedangkan kubahnya
mengacu pada bentuk kubah yang banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan
India. Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis
emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.
Pada bagian interiornya, masjid ini menghadirkan pilar-pilar
kokoh yang menjulang tinggi guna menciptakan skala ruang yang agung. Ruang
masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama warna krem, untuk memberi
karakter ruang yang tenang dan hangat. Materialnya terbuat dari bahan marmer
yang diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah ruang, tergantung lampu yang
terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton[5], yang pengerjaannya
digarap ahli dari Italia
2.4.2 Masjid Raya Sumatera Barat
Arsitektur Masjid Raya Sumatera Barat memakai
rancangan yanng dikerjakan oleh arsitek Rizal Muslimin, pemenang sayembara
desain yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada 2007. Dari ratusan
peserta, 71 desain masuk sebagai nominasi dan diseleksi oleh tim juri yang
diketuai oleh sastrawan Wisran Hadi. Konstruksi bangunan dirancang menyikapi
kondisi geografis Sumatera Barat yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan
besar. Menurut rancangan, kompleks bangunan akan dilengkapi pelataran, taman,
menara, ruang serbaguna, fasilitas komersial, dan bangunan pendukung untuk
kegiatan pendidikan.
Masjid Raya Sumatera Barat menampilkan
arsitektur modern yang tak identik dengan kubah. Atap bangunan menggambarkan
bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad. Ketika
empat kabilah suku Quraisy di Mekkah berselisih pendapat mengenai siapa yang
berhak memindahkan batu Hajar Aswad ke tempat semula setelah renovasi Kakbah,
Nabi Muhammad memutuskan meletakkan batu Hajar Aswad di atas selembar kain
sehingga dapat diusung bersama oleh perwakilan dari setiap kabilah dengan memegang
masing-masing sudut kain.
Ruang utama yang dipergunakan sebagai tempat
salat di lantai dua adalah ruang lepas. Lantai dua dengan elevasi tujuh meter
dapat diakses langsung melalui ramp, teras terbuka yang melandai ke jalan.
Dengan luas 4.430 meter persegi, lantai dua diperkirakan dapat menampung
5.000-6.000 jemaah. Lantai dua ditopang oleh 631 tiang pancang dengan pondasi
poer berdiameter 1,7 meter pada kedalaman 7,7 meter. Dengan kondisi topografi
yang masih dalam keadaan rawa, kedalaman setiap pondasi tidak dipatok karena
menyesuaikan titik jenuh tanah tanah. Adapun lantai tiga berupa berupa mezanin
berbentuk leter U memiliki luas 1.832 meter persegi.
Konstruksi rangka atap menggunakan pipa baja.
Gaya vertikal beban atap didistribusikan oleh empat kolom beton miring setinggi
47 meter dan dua balok beton lengkung yang mempertemukan kolom beton miring
secara diagonal. Setiap kolom miring ditancapkan ke dalam tanah dengan
kedalaman 21 meter, memiliki pondasi tiang bor sebanyak 24 titik dengan
diameter 80 centimeter. Pekerjaan kolom miring melewati 13 tahap pengecoran
selama 108 hari dengan memperhatikan titik koordinat yang tepat.[7]
Masjid Raya Sumatera Barat memiliki
kepengurusan resmi dengan dikeluarkannya SK Gubernur tentang pengangkatan
pengurus. Pengurus terdiri dari pejabat pemerintah provinsi diketuai oleh
Sekretaris Daerah Ali Asmar
2.4.3 Masjid Menara Kudus
Masjid Menara Kudus ini memiliki 5 buah pintu
sebelah kanan, dan 5 buah pintu sebelah kiri. Jendelanya semuanya ada 4 buah.
Pintu besar terdiri dari 5 buah, dan tiang besar di dalam masjid yang berasal
dari kayu jati ada 8 buah. Namun masjid ini tidak sesuai aslinya, lebih besar
dari semula karena pada tahun 1918-an telah direnovasi. Di dalamnya terdapat
kolam masjid, kolam yang merupakan "padasan" tersebut merupakan
peninggalan kuna dan dijadikan sebagai tempat wudhu.
Di dalam masjid terdapat 2 buah bendera, yang
terletak di kanan dan kiri tempat khatib membaca khutbah. Di serambi depan
masjid terdapat sebuah pintu gapura, yang biasa disebut oleh penduduk sebagai
"Lawang Kembar".
Di komplek Masjid juga terdapat pancuran untuk
wudhu yang berjumlah delapan buah. Di atas pancuran itu diletakkan arca. Jumlah
delapan pancuran, konon mengadaptasi keyakinan Buddha, yakni ‘Delapan Jalan
Kebenaran’ atau Asta Sanghika Marga.
Menara Kudus memiliki ketinggian sekitar 18
meter dengan bagian dasar berukuran 10 x 10 m. Di sekeliling bangunan dihias
dengan piring-piring bergambar yang kesemuanya berjumlah 32 buah. Dua puluh
buah di antaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta
dan pohon kurma. Sementara itu, 12 buah lainnya berwarna merah putih
berlukiskan kembang. Di dalam menara terdapat tangga yang terbuat dari kayu
jati yang mungkin dibuat pada tahun 1895 M. Bangunan dan hiasannya jelas
menunjukkan adanya hubungan dengan kesenian Hindu Jawa karena bangunan Menara
Kudus itu terdiri dari 3 bagian: (1) kaki, (2) badan, dan (3) puncak bangunan.
Menara ini dihiasi pula antefiks (hiasan yang menyerupai bukit kecil).
Kaki dan badan menara dibangun dan diukir
dengan tradisi Jawa-Hindu, termasuk motifnya. Ciri lainnya bisa dilihat pada
penggunaan material batu bata yang dipasang tanpa perekat semen. Teknik
konstruksi tradisional Jawa juga dapat dilihat pada bagian kepala menara yang
berbentuk suatu bangunan berkonstruksi kayu jati dengan empat batang saka guru
yang menopang dua tumpuk atap tajug.
Pada bagian puncak atap tajug terdapat semacam
mustaka (kepala) seperti pada puncak atap tumpang bangunan utama masjid-masjid
tradisional di Jawa yang jelas merujuk pada unsur arsitektur Jawa-Hindu.
Kesimpulan dan saran
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan
bahwa arsitektur itu berperan penting dalam suatu pembangunan masjid, semakin
masjid itu memiliki nilai seni semakin indah dan megah pula masjid tersebut
Penutup
semoga dengan di buatnya makalah ini kita
dapat mengambil ilmu untuk membangun masjid dengan dekorasi arsitektur islam
Daftar
Pustaka
Ahmad, azizul azli dkk, 2012, WacanaDan
Teori Rekabentuk Menara Masjid Di Nusantara (Discourse and Theory on Minaret’s Designs of Mosque in Malay
Archipelago),Jurnal Al-Tamaddun Bil, 77-88
Ayudhia, Anka, 2015, TrnasformasiBentuk
Atap Kubah (Studi Kasus: Masjid Al-Osmani Pekan Labuhan),
Departemenarasitektur, Fakultas Teknik UniversitasSumatera Utara Medan.
Muti’ah, Mumut, 2011, ArsitekturBangunan
Masjid.
Sumalyo, Yulianto, Arsitektur Masjiddan
Monumen Sejarah Muslim, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 2006
Sumalyo, Yulianto, 2000, ArsitekturMasjid,
Gadjah Mada University Press,Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar